Ini bahayanya obat kuat Sildenafil sitrat, Tadalafil dan Vardenafil

Last Updated on 25 August 2015

Setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan Public Warning mengenai peredaran 50 Obat Tradisional (OT) termasuk Suplemen Kesehatan (SK) yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat, dan mutu, apa tindak lanjut dari peringatan itu? Bagaimana dampaknya jika orang mengonsumsi obat-obatan itu?

Sebenarnya kasus obat kuat tanpa ijin dan / atau dibuat dengan tidak memenuhi standar kesehatan itu sudah pernah terjadi sebelumnya (Baca berita sebelumnya: Inilah 50 obat tradisional dan suplemen berbahaya, menurut BPOM).

Pada tahun 2012 misalnya, Direktur Standarisai Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Hary Wahyu pernah mengingatkan hal itu. Dia juga mengatakan penggunaan obat kuat yang tidak memiliki izin edar akan menimbulkan sejumlah dampak.

“Jelas menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Karena di dalam yang disebut obat kuat tersebut terdapat kandungan Sildenafil sitrat, Tadalafil, dan Vardenafil,” katanya.

Jika seseorang mengalami disfungsi ereksi dan ingin menggunakan obat resmi yang mengandung zat-zat tersebut, kata dia, hendaknya tetap berkonsultasi dengan dokter. Langkah ini guna mendapatkan diagnosa yang tepat dan memperoleh aturan pakai yang jelas, serta mengetahui kadar kandungan tersebut.

Namun jika hal itu tidak dilakukan maka akan ada kemungkinan efek dari kandungan Sildenafil sitrat, Tadalafil, dan Vardenafil tersebut:

1. Mekanisme Kerja: tidak begitu selektif dalam menghambat PDE-5. Karena zat ini ternyata menghambat PDE-6, jenis enzim yang letaknya di mata. Kondisi ini menyebabkan penglihatan mata menjadi biru. Mulai kerja Sildenafil nyata setengah jam hingga satu jam. Sedangkan masa kerjanya berkisar 5-10 jam.

2. Efek Samping: sakit kepala, muka merah, pusing, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, infarkmiokard, nyeri dada, jantung berdetak kencang, dan kematian.

3. Peringatan: waspadai hipotensi pada saat istirahat atau hipertensi, kemungkinan dapat meningkatkan serangan jantung, stroke, dan resiko aritmia dalam kehidupan selama enam bulan. Hati-hati untuk pasien dengan kerusakan anatomi penis atau pasien dengan kondisi cenderung menyebabkan priaisme.

1. Mekanisme kerja: penghambat phosphodiesterase type-5 dan menghambat PDE 11. Masa kerjanya jauh lebih panjang yaitu 36 jam. Mula kerjanya sekitar satu jam.

2. Efek samping: nyeri otot, pusing, sakit kepala, mual, diare, nyeri abdomen, dispepsia, nyeri punggung, muka memerah, hidung tersumbat, fotosensitivitas, dan kehilangan potensi sex permanen.

3. Peringatan: sama seperti sildenafil, obat ini juga menghambat PDE-11 enzim yang letaknya di pinggang sehingga jika mengkonsumsi ini, si pria akan mengalami rasa sakit di pinggang.

1. Mekanisme kerja: lebih selektif dalam menghambat PDE-5 mengingat dosisnya tergolong kecil yaitu antara 10mg hingga 20mg.

2. Efek samping: fotosensitivitas, memperpanjang interval QT (Aritmia).

3. Peringatan: sama seperti sildenafil, hindari penggunaan verdenafil untuk menderita hipokalsemia, pasien dengan perpanjangan QT konginetal, dan penggunaan anti arit kelas Ia atau III.

Written by Munzalan Mubarakan

Simomot adalah situs informasi bermanfaat untuk keluarga Indonesia. Kami menyajikan info seputar bayi dan balita, bisnis, dan rumah tangga.